Malam takbir, masih tetang dia.

Allahuakbar... Allahuakbar... Allahuakbar...
Takbir, kembang api, dan suara segerombol orang bermobil pick-up berlalu lalang mengelilingi desa beberapa kali dengan lagu-lagu islami, suasana setahun sekali. Terimakasih Tuhan masih memberiku kesempatan menikmati bulan ramadhan tahun ini, hingga malam takbirpun, besok semoga masih sama. Amin; lebaran. Semoga berjumpa lagi tahun depan ya.

Ohiya, ini tahun pertamaku diberi kesempatan ramadhan bersama dia yang saat ini masih saja terus mengisi ruang kosong dihatiku. "Bersama"-ku bukan berarti dia ada disampingku, bukan. "Bersama"-ku adalah waktu yang terlewat, Desember adalah awal Tuhan memperkenalkanku dengannya. Sosok yang menurutku selalu saja terluka karena hal yang sama yang kusebut, masalalu. Selalu. Sekarangpun masih sama. Pfftt. Aku berharap Tuhan mengabulkan do'aku yang terbaik untuk hatinya. Agar kehidupannya menjadi lebih baik dari yang sekarang. Lebih baik dari masalalunya yang selalu membuatnya galau akut, jika diingat. Agar ia lebih menghargai pertemuan dan tak lagi begitu khawatir tentang perpisahan yang belum terjadi. Agar ia mengerti tak hanya satu yang diutama dan dipikirkan, tapi berpuluh, seratus atau bahkan ribu juga perlu ia mengerti perjuangannya. Perjuangan yang belum tentu ia dapat dari siapapun.

Semoga Tuhan tak menyuruhku pulang terlalu cepat. Memberiku kesempatan mewujudkan apa yang menjadi keinginanku dan membuat yang disekitarku bahagia. Keinginan yang mungkin menjadi ingin setiap insan, termasuk aku. Keinginan yang kusebut membahagiakan. Amin yarobbal alamin.

Share this:

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar