-TRUE STORY GITTA SESSA WANDA CANTIKA.-





TUHAN BOLEHKAH AKU MENULIS SURAT KECIL UNTUKMU
TUHAN BOLEHKAN AKU MEMOHON SATU HAL KECIL DARI MU
TUHAN BOLEHKAH AKU HIDUP UNTUK WAKTU YANG LAMA
TUHAN BOLEHKAN AKU ADA DI DUNIA INI UNTUK BAHAGIA..

 -TRUE STORY GITTA SESSA WANDA CANTIKA.-
KISAH NYATA GADIS BERUSIA 13 TAHUN BERTAHAN HIDUP DARI KANKER GANAS PALING MEMATIKAN DI DUNIA.
LAHIR 19 JULY 1991-25 DESEMBER 2006

 ISTANA DALAM DUNIA KECILKU

Suara kicau burung di pagi hari, terdengar menembus langit langit kamarku.
Aku masih terbaring malas untuk bangun, Namun sepertinya Matahari mulai
marah padaku, karena masih saja Aku menutup mataku. Cahaya Matahari pagi itu mulai menyentuh seluruh isi ruangan di kamarku yang cukup besar.
Akhirnya, Aku mengalah pada alam dan Aku harus bangun, ini kah hari
dimana Aku mulai harus sekolah.
Uohhhh.... teriakku sambil menguap. Hai sobat, kenalkan namaku Gitta Sessa Wanda Cantika. Terlalu panjang ya.. ok! Biar gampang sebut saja namaku Keke. Aku anak ke-tiga dari tiga saudara. Aku mempunyai dua kakak laki-laki, namanya juga dipersingkat saja. Panggil mereka Koko dan Kiki, Koko, kakak tertua aku sekarang telah menikah dan memberikan Aku seorang keponakan imut dan lucu loh.. sedangkan Kiki, kakakku ke-dua sibuk dengan kerajaan,pendidikan dia. Anaknya rajin dan pandai sekali.. terkadang setiap aku mengalami kesusahan dalam pelajaran sekolah. Dia yang terdepan menjadi guru privateku.

Keluarga kami keluarga yang bahagia, walau Ibu dan Ayah telah bercerai namun hubungan masih terjalin dengan baik. Aku dan kedua Kakakku tinggal
bersama Ayah. Ops.. tak lupa kukenalkan pahlawan dalam keluarga kami. Dia ini ada raja dari istana kami. Ayahku, teman sekaligus pacarku.. lucu ya.. eits jangan salah paham ya! Habis Ayah, walau sudah berumur tampang boleh dibilang ga jauh dari Tau ming se, bintang F-4 asal Taiwan itu loh..

Hm.. di hari ini! saatnya Aku ceritakan tentang bagian dari istana kami.
Sejak kecil Aku mempunyai hobby Menyanyi dan Modeling. Ga percaya?
Silakan saja lihat koleksi kamarku. Bukan sombong ya hehe. Tapi itu kan
waktu kecil, sekarang Aku sibuk dengan sekolah saja kok! Masih
terbayang oleh Aku, ketika Aku beberapa kali menjadi juara model di
beberapa kejuaraan dan Aku juga sempat membuat album cilik. Tapi
rasanya itu bagian dari masa kecil yang indah. Walau terkadang Aku
masih merindukan masa masa itu.

Oh ya.. sekarang Aku duduk di bangku kelas 1 SLTP Al-Kamar, aku baru
menginjak sekolah ini saat aku masuk pertengahan semester. karena
beberapa masalah dalam keluarga kami, khususnya ketika perceraian orang
tua. Aku dan kedua kakakku sempat memutuskan untuk berhenti sekolah. Namun akhirnya Aku rindu juga terhadap dunia pendidikan. Suatu ketika ayah mendapatkan tawaran pekerjaan di sebuah yayasan pendidikan. Sehingga akhirnya setelah berdiskusi kami memutuskan untuk kembali sekolah. Dan ternyata pilihan ini tidak salah.. Aku sangat bahagia karena memiliki beberapa teman yang baik dan sayang padaku.

Sobat, rasanya menjadi anak remaja adalah bagian dari hidupku saat ini.
terlepas dari semua itu Aku masih berusia 13 tahun. Namun Aku juga
mempunyai hobby jalan jalan ke Mal atau pun sekedar hal rahasia yang
ingin Aku ungkapkan. Temen temenku suka mengeluh jika sedang
berpergian denganku. Aku suka menghilang secara tiba tiba? Mereka
terkadang sibuk mencari Aku kemana mana, padahal sesungguhnya Aku suka
sekali menuju tempat bacaan di setiap Mal. Dari sekedar membaca komik
sampe novel semua Aku suka! Makanya tak heran Aku bisa berjam-jam
berdiri sambil membaca buku di sebuah kios atau toko buku.

Buat Aku pendidikan adalah segalanya. Dan segala sesuatu yang bisa aku baca untuk menambah pengetahuan otakku, selalu kulahap. Mulai
dari buku Pintar sampe kamus bahasa Indonesia. Aku sih sip sip aja!
Hehe. Oh ya Aku suka sekali komik keluaran jepang. Bahkan Aku bercita
cita untuk menjadi penulis komik. Di sela sela waktuku, Aku selalu
mengambar Manga atau tokoh kartun jepang. Entah sudah berapa banyak
tokoh kartun imanijasiku terlukis di kertas fileku.



Oh ya.. tak lupa kukenalkan beberapa Sahabat terbaikku yang selalu
kukenang dan kusayangin . Mereka adalah Maya yang cantik, Syifa yang
unik, Echda yang selalu bikin lucu, terus Chika yang pemalu namun ga
malu-maluin. Andini yang selalu tertawa dengan kencang. Kemudian ada
Nelly yang mirip Krisdayanti, Idha yang ceriwis. Githon dan Sysca yang
selalu berebut hobby yang sama. Dan yang terakhir Nozia yang mirip Rei si Sailor Mars.

Kami adalah geng yang selalu bersama, susah atau senang. Duka
atau tangis. Apapun kami lakukan bersama. Banyak hal yang nyaris tidak
pernah kami lakukan tanpa bersama. Karena kami adalah kelompok paling
ngetop dan menghebohkan di sekolah kami. Tak kalah dari geng apapun.
Karena kami punya motto biar kecil tapi cabe rawit. Biar masih SMP tapi
kelakuan SMU hehe.

Tak terlupa satu sisi lain yang ingin kukatakan akan perjalanan cinta. Aku
pun tak bisa terlepas dari jatuh cinta. Cinta yang mungkin orang lain
bilang cinta monyet. Tapi buat Aku, cukup cinta yang indah. Untuk
seseorang yang kusayang. Andi, dia adalah pangeran dalam hidupku. Anugerah Tuhan yang membuat Aku serasa seperti putri dalam dongeng.

Sobat, bisakah kau merasakan apa arti dunia kecil dalam hidup kamu. Ya.. dunia kecil. Terkadang ada rasa sedih, benci dan marah. Namun
terlepas dari semua itu. Dunia itu terasa indah. Bukankah setiap orang
terlahir untuk memiliki dunianya masing masing. Mungkin istanaku terasa
indah, namun ada pun sisi dimana Aku mulai merasa sedih. Karena Aku
juga manusia biasa.

Mungkin Aku pernah bangga karena terpilih menjadi siswa terladan oleh
pemerintah dan Aku sempat juga mendapatkan pelukan dari Ibu Megawati
yang ketika itu menjabat menjadi Presiden. Namun Aku juga harus
menghadapi sebuah kenyataan orang tuaku bercerai. Bukankah dunia itu
cukup adil untuk manusia. Kebahagian dan kesedihan selalu ada dalam
dunia. Apakah Aku layak mengeluh? Tidak. Aku tidak mengeluh. Aku
jalanin semua dengan baik baik saja.

AIR MATA ITU MULAI ADA

Suatu ketika di hari yang tak pernah Aku duga. Ketika Aku mulai merasa
ada hal lain yang mulai datang pada hidupku. Kakakku Kiki pulang dengan
keadaan malu untuk dilihat, wajahnya mirip sekali dengan Ikan Mas. Aku
sempat membuat lelucon akan sakit mata yang dialami oleh kakakku. Usut
punya usut. Terjadi kehebohan di Kelas Kakakku. Beberapa siswa
mengalami sakit mata memerah. Dan salah satuhnya adalah Kakakku.

Kuperhatikan wajah Kakakku ketika makan malam bersama. Kami sempat bercanda ria dan kukatakan pendapat Aku tentang sakit mata itu. Ada mitos yang mengatakan itu akibat mengintip. Dan kakakku terlihat malu, namun dia
tidak marah karena itu hanya percandaan di meja makan.

Setelah Ayah memberikan obat mata, keadaan Kakakku mulai membaik. Beberapa hari kemudian penyakit itu menghilang. Namun ketika Aku bangun di pagi hari. Aku mulai merasa mataku terasa perih, kulihat cermin di lemariku. Astaga!! Mataku memerah. Aku tertular penyakit mata dari kakak. Mungkin karena Aku dikutuk kakak karena ejekan saat itu. Rasanya malu sekali untuk makan pagi bersama bila kakakku melihat wajahku ini.

Benar saja. Tawa kakakku terlihat senang ketika ia melihat wajahku. Untungnya Ayah sempat melotot ke arah kakak dan dia terdiam. Hal pertama yang Ayah tanyakan padaku adalah.
”gimana Keke. Sakit? Nanti pulang sekolah kita ke dokter ya!” tanya ayah dan Aku hanya terdiam karena malu.

Kejadian itu baru saja terjadi di rumah. Ntah apa yang bisa kupikirkan di
kelasku nanti. Semua pasti akan menertawakan Aku. Memang hal itu
terjadi. Semua murid di kelasku memandang dengan aneh , dan Aku hanya
menutupin wajahku dengan tisue. Hingga temen sebangkuku Chika bertanya..
”napa loe ,ke?”tanya Chika
”mata gua.. kena tepa Kiki, aduh malu deh.!” ujarku
”ah sebodoh amet. PD aja lagi. Lagian bukan hal yang biasa kok. Kemarin kan sempet heboh heboh di Kelas sebelah juga ada yang kena!”
”oh ya kok gua ga tau ya..!”
”apa sih yang loe tau.. komik melulu sih! Tapi baguslah dengan gitu. Mereka
juga ga ada yang berani katain loe.. takut ketepa haha!”
”dasar loe ah hehe!” ujarku pada Chika.

Nampaknya gosip kutukan bila meledek orang yang sakit mata, cukup ampuh untuk membuat temen temenku diam. Namun aku malu untuk bertemu Andi pacarku. Untungnya hari ini dia berhalangan hadir. Aku masih sempat mengikuti pelajaran olahraga bermain Volley. Dan ketika aku bermain volley..
”ke.. loe mimisan..!” ujar Chika yang satu tim denganku

Aku terkejut tak menyadari hidungku mulai mengeluarkan darah segar. Dan Aku pun berlari menuju toilet untuk membersihkan serta meredahkan mimisan
ini. Untuk sesaat aku hanya beristirahat di ruang Unit kesehatan Siswa.
Hingga menunggu mobil jemputan Ayah. Yang telah di beritahukan oleh
wali kelas akan mimisanku.

Aku mulai mengeluh merasa sulit bernafas karena lubang hidung sebelah
kiriku tersumbat. Melihat keadaanku Ayah mengira aku mengalami flu dan
pilek. Akhirnya pulang dari Sekolah , kami langsung menuju dokter
pribadi keluarga kami bernama Pak. Fendy.

Aku hanya terduduk terdiam ketika dokter mulai memeriksa mulut dan mataku melalui senter kecil. Kemudian ayah mulai bertanya tanya akan sakitku. Dokter hanya berkata ringan sambil membuat resep obat.
”obat ini diminum secara teratur selama Lima hari , bila tidak ada perubahaan saya akan buat surat pengantar ke prof Lukman di Rumah Sakit Darmais.” ujar dokter fendy

Aku dan Ayah hanya tersenyum kecil melihat apa yang dikatakan Dokter.
Dugaan sementara untuk penyakitku adalah Sinus, dengan minum obat
secara teratur dalam lima hari mungkin akan sembuh. Namun apa yang
terjadi. Hari demi hari berlalu, Ada yang aneh dengan diriku. Mataku
tidak kunjung memutih dan terus memerah. Mengeluarkan air mata dan
terasa perih. Hidungku terus mengeluarkan darah dalam beberapa kali
sehari. Ayah mulai khwatir dan rasanya lubang hidung sebelah kiriku
terasa mati rasa.

Sesuai perintah Dr.Fendy bila dalam lima hari tidak ada perkembangan, Aku
harus menuju rumah sakit rujukan. Aku sedikit terkejut dengan apa yang
kulihat dan mulai merasakan ketakutan kecil. Memandang sebuah rumah
sakit yang besar dan untuk pertama dalam hidupku ,aku menginjakkan kaki
di rumah sakit untuk bertemu dengan seorang Profesor Lukman.

Setelah bertemu Prof.Lukman. Ayah mulai memberikan surat pengantar yang
dibuatkan oleh Dr.Fendy. setelah membaca isi surat tersebut.
Prof.Lukman mulai melakukan tindakan awal. Bagian dari kepalaku akan di
ronsen dan ini adalah pengalaman pertama dalam hidupku menghadapi
sebuah alat canggih dari kedokteran. Aku hanya berujar dalam hatiku ,
ada apa dengna diriku. Mengapa hanya sebuah flu. Aku harus melakukan
berbagai pemeriksaan.

Setelah hasi ronsen itu keluar dalam bentuk copy scenen. Prof
Lukman terdiam dan terlihat berkonsentrasi memperhatikan hasil ronsen
tersebut. Prof. Lukman. Hanya memandangku sekilas lalu berkata padaku.
”Keke. Bisa kamu keluar sebentar.. Saya ingin bicara dengan Ayah kamu sebentar.. pembicaraan orang dewasa!” jelas Prof. Lukman
”ok.. gapapa. Ayah.. Keke. Keluar dulu ya..!” ujarku untuk pamit.
Dan Aku hanya melihat Ayah masih bingung dengan permintaan Prof.Lukman
padaku. Setelah itu keadaan menjadi sunyi dan Prof. Lukman mulai
menghela nafas untuk memulai pembicaran dengan Ayah.
”Pak Jody..” panggil Prof.lukman pada Ayahku.
”iya.. pak, ada apa ya ! kok anak saya dari kemarin mimisan dan katanya dia
susah nafas ? Apa hasil diagnosa copy scenennya pak?” tanya Ayah.
”mohon Pak Jody kuat mendengar semua ini.. !” jelas Prof.Lukman yang mulai membuat ayah sedikit takut.
”ada apa dengan putri saya pak?”tanya Ayah.
”Putri Bapak terinfeksi penyakit Rabdomiosarkoma..!!”
”hah.. rabdo...” ujar Ayah kesulitan mengulang
”penyakit ini secara luas dikatakan tergolong Kanker.!”
”Kanker......!?” Ayah terkejut
”benar Pak Jody. Putri anda terinfeksi penyakit Rabdomiosarkoma atau kanker jaringan lunak!”
”saya tidak begitu ngerti penyakit ini.. tapi bagaimana bisa?”tanya Ayah
”mohon bapak tenangkan diri sebentar..!”
”saya minta maaf untuk mengatakan kalau penyakit kanker pada putri anda
adalah kanker paling ganas dalam tingkatan kanker. Kanker ini masuk
stadium 3. dan perkembangannya hanya lima hari. Dan ini adalah kasus
pertama dalam hidup saya melihat kejadian pada putri anda. Biasanya
kanker ini hanya menyerang anak di bawah usia 3 tahun atau usia
lanjut.!”
”Professor jangan bercanda. Keke itu jarang sakit.. bahkan tidak ada tanda tanda kalau dia kanker!” bela ayah

dokter hanya terdiam dan mencoba membuat Ayah yang panik untuk tenang sesaat.
”Pak
Jody, inilah Rabdomiosarkoma, penyakit ini merupakan kanker ganas yang
tidak memiliki tanda tanda, lain dengan seperti kanker payudara ataupun
kanker stadium ringan. Kanker ini berkembang sangat cepat dalam waktu
lima hari. !”jelas Prof.Lukman dan Ayah mulai menangis.
”tapi pak.. bagaimana bisa putri saya..terserang kanker begitu menakutkan seperti ini!”tanya ayah ulang
”Pak Jody. Saat ini bukanlah saatnya untuk mencari penyebab kanker ini.
namun adalah saatnya untuk mengobati kanker ini agar tidak berkembang
secara luas pada pasien”jelas Prof .lukman.

Ayah
hanya bisa menangis dan Prof berusaha membuat Ayah tenang. Setelah
kemudian keadaan mulai terkontrol. Prof mulai menjelaskan prosedur yang
harus dilakukan untuk menyembuhkan Aku serta melenyapkan kanker ini.
Prof Lukman mengambil copy scenen tengkorak wajahku kemudian mulai
menjelaskan tindakan yang harus dilakukan.
”jadi langkah yang harus dilakukan adalah mengangkat kanker ini melalui
operasi. Dan operasi yang harus dilakukan adalah memotong tulang pipi,
kemudian mata, dan setengah dari wajah pasien. Boleh dikatakan putri
bapak kemungkinan akan menjadi buta dan cacat”jelas Prof. Lukman
”astaga Pak, kanker itu hanya sekecil kuku, mengapa operasi harus sampe kayak gitu?” tanya Ayah kaget
”Pak
Jody. Prosedur pengangkatan kanker adalah secara medis adalah seperti
ini, mengenai masalah sehabis operasi, bisa dengan melakukan operasi
plastik pada wajah pasien!”
”tapi pak. Anak saya adalah seorang
wanita. Bagaimana dia menghadapi masa depan setelah operasi yang nyaris
menghabiskan sebagian muka dia!”
”tapi ini adalah keputusan yang terbaik..bagaimanapun tidak ada pilihan lain untuk kanker Rabdomiosarkoma!!”
”apakah ada jaminan setelah melakukan operasi. Putri saya akan sembuh!” tanya Ayah dan Prof Lukman hanya terdiam
”saya
tidak bisa menjamin semuanya, karena untuk kanker stadium rendah saja.
Keberhasilan sembuh pada pasien sangat kecil. Apalagi dengan keadaan
putri bapak, yang saya bisa katakan adalah semua kehendak Tuhan.!”
”berikan
saya waktu untuk menjawab dokter. Saya harus melakukan diskusi masalah
ini dengan keluarga. Dan memberikan keputusan!”jelas Ayah
”Pak Jody, remukkanlah masalah ini dengan cepat. Karena kanker ini berkembang sangat cepat!”

Ayah hanya bisa terdiam untuk beberapa saat. Sedangkan Aku mulai bosan
menunggu
hasil pembicaraan Ayah dengan Prof.Lukman. Untungnya ada salah satu
suster yang tidak bertugas dan dia bersedia menemani Aku
berbicara. Suster yang sangat ramah itu terlihat baik dan ramah padaku.
Dan saat Aku mulai berbicara dengan suster. Ayah muncul dengan wajah
terlihat murung.
”Ayah.. lama banget sih!!.. untung ada suster yang temenin Keke ngobrol!” jelasku
”maaf ya keke.. tadi ada hal penting yang mesti Ayah bicarakan sama Prof.Lukman.”jelas ayah

Aku tak mengerti apa yang terjadi. Namun saat itu juga ayah berlutut mengikutin tinggi badanku. Dia
memandangku dengan wajahnya kemudian ia mulai memelukku. Aku merasa
malu saat itu ketika suster mulai tersenyum melihat tingkah ayahku yang
tak biasa.
”aduh ayah.. malu neh, kenapa sih tiba tiba gini !” ujarku
”aduh gapapa lagi Keke. Ga usah malu malu gitu. Artinya Ayah Keke sayang sama Keke.. ya akan pak!” tanya suster itu

dan Ayah hanya terdiam tanpa bicara. Kemudian
kami mulai kembali ke dalam mobil. Tidak ada canda apapun didalam mobil
seperti biasanya. Ayah terlihat berbeda dari biasanya. Karena rasa
penasaran ayah hanya dia saja, Aku pun mulai bertanya..
”Ayah.. apa sih kata Prof.Lukman tentang penyakit Keke!” tanyaku
dan ayah hanya tersenyum kecil dan berkata..
”Keke hanya sakit flu biasa. Tidak ada yang perlu ditakutkan.. minum obat nanti juga sembuh, Keke tahan dulu ya.. !!” jelas ayah



Apakah ini sebuah pernyataan yang sesungguhnya. Aku mulai merasa ada
yang tidak benar. Namun Aku tidak ingin berpikir apapun, karena
sesungguhnya aku lebih tahu apa yang terjadi dalam tubuh aku. rasa
sakit pada hidungku mulai terasa menghambat pernafasanku. Namun aku
hanya bisa bertahan untuk tidak membuat diriku seolah sakit. Aku ingin
buktikan kalau apa yang Ayah katakan adalah benar..

******
INI ADALAH KISAH NYATA.
PENULIS MENDAPATKAN HAK DARI KELUARGA UNTUK MEMBUAT CERITA INI.


Share this:

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar